DASAR PERFIKIR, Pembuktian bahwa “Tuhan itu ada”

Kenapa Tuhan harus dibuktikan keberadaannya? Dengan kata lain, Kenapa harus dibuktikan bahwa “Tuhan itu Ada”?

Dasar pemikiran yang pertama

    Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, kita tidak dapat menutup mata bahwa ada sebuah keyakinan yang berbeda diantara kita (umat manusia) mengenai keberadaan Tuhan. Ada sekelompok orang (manusia) percaya dan yakin dengan adanya Tuhan, ada juga sekelompok orang atau (manusia) yang tidak percaya dan yakin dengan adanya Tuhan. Atau singkatnya, Tuhan itu ada atau tidak ada?

    Untuk menjawab ini, kita (dalam hal ini saya) harus membuktikannya. Kenapa harus di buktikan? Begini dasar pemikirannya;

Pada waktu Pandawa berperang dengan korawa, para Pandawa sangat ragu dan bahkan tidak mau berperang sama sekali karena masih dalam keadaan tidak percaya kalau kejadian ini benar-benar nyata dan terjadi. Salah satu putra Pandu, yaitu Arjuna terus menyesali kejadian ini bahkan dalam medan perang sekalipun, dia menangis dan bersedih karena tidak tega jika harus berperang dengan sanak keluarganya, lebih-lebih dengan guru, paman, saudara tiri, dan kerabatnya yang lain. Akan tetapi, apa yang terjadi? Krisna sebagai jelmaan Dewa Wisnu yang merupakan manifestasi dari Tuhan terus menerus memberikan nasihat atau wejangan hingga menjadi sebuah kitab suci yang kini menjadi pedoman umat Hindu. Dalam wejangan Sri Krisna, Arjuna belum yakin sepenuhnya bahwa ini adalah kehendak Tuhan, maka dengan inilah Krisna menunjukkan dirinya yang sesungguhnya dan membuktikan kepada Arjuna bahwa beliaulah Tuhan yang dicari dan dipuja-puja selama ini.

Dalam wejangan-Nya, dengan lembut Krisna bersabda

“Karena itu, jayalah dan bangkitlah

Taklukkan musuh dan nikmatilah kerajaan yang sejahtera

Oleh-Ku sebenarnya semua telah hancur musnah

Jadilah engkau hanya alat belaka, oh Arjuna” (Bagawadgitha)

Akhirnya Arjuna melangsungkan peperangan dengan semangat dan gagah berani layaknya seorang kesatria yang tidak takut akan kematian.

Dari ulasan singkat ini, timbul pertanyaan. Kenapa Sri Krisna perlu menunjukkan diri-Nya sebagai Tuhan? Atau Kenapa Sri Krisna perlu membuktikan kepada Arjuna bahwa Ia ada?

    Inilah yang menjadi dasar pemikiran saya, kenapa Tuhan itu perlu dibuktikan keberadaanya agar kita semua bener-benar yakin bahwa semua kejadian di alam semesta ini adalah di dalam kendali Tuhan.

    Saat ini kita sudah disuguhkan dengan begitu banyak kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan, begitu banyaknya refrensi yang bisa kita gunakan untuk menunjukkan bahwa tuhan itu ada dan begitu banyak ilmu yang diberikan kepada kita untuk menjadikan kita percaya dan yakin akan keberadaan-Nya. Masak masih ada sekelompok manusia yang tidak percaya dengan adanya Tuhan? Untuk inilah menurut hemat saya, kita (dalam hal ini saya) perlu untuk membuktikan bahwa “Tuhan itu Ada” karena Tuhan sudah memberikan sedikit ilmu buat saya, mengenai cara berfikir melalui matematika, tepatnya pembuktian melalui proses berfikir matematika, maka saya mencoba untuk membuktikannya.

Dasar pemikiran yang kedua

Kata-kata mutiara dari Pak Mario Teguh dan beberapa Dosen saya

  1. Pak Mario Teguh : “Lebih baik salah keras, daripada benar tetapi tidak kedengaran”
  2. Pak Dosen : “matematika mengajarkan agar kita mampu berfikir kritis dan tidak mudah percaya akan suatu hal”, contoh : 1 > 0 (satu lebih besar dari 0) ini harus dibuktikan.. (-1)x(-1)= 1 (negatif satu dikali negatif satu sama dengan 1) ini juga harus dibuktikan kebenarannya.

Dasar pemikiran yang ketiga

Sifat-sifat Tuhan menurut teologi Hindu

  • ANIMA artinya sifat tuhan maha kecil, bahkan lebih kecil daripada atom.
  • MAHIMA artinya sifat tuhan maha besar, segala tempat dipenuhi oleh-Nya dan tiada ruang yang kosong oleh-Nya.
  • LAGHIMA artinya sifat tuhan maha ringan bahkan lebih ringan daripada ether
  • PRAPTI artinya dapat menjangkau segala tempat.
  • PRAKAMYA artinya segala kehendak dan keinginan-Nya akan terwujud.
  • ISITWA artinya Tuhan maha utama dan Maha Mulia.
  • WASITWA artinya sifat Tuhan Maha Kuasa
  • YATRA KAMA WASAYITWA artinya segala kehendaknya akan terlaksana dan tidak ada yang dapat menentang kodratNya. Kodrat artinya takdir, dan takdir adalah kehendak Tuhan (Rta).

Dasar pemikiran yang keempat

Postulat

“tidak ada seorang atau suatu bentuk apapun yang memiliki sifat yang sama dengan Tuhan”

Pembuktian bahwa “Tuhan itu Ada”

(Semoga ini tidak banyak dapat membantu bagi temen2 yang masih tidak percaya dengan keberadaan Tuhan)

Silakan di “kontra posisikan” pernyataan itu!

Terima kasih

Kadek Adi Wibawa, S.Pd.

Penulis: Kadek Adi Wibawa

Doktor Pendidikan Matematika dari Universitas Negeri Malang di usia 29 tahun. Sekarang bekerja di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Peneliti PTK, Proses Berpikir, dan defragmentasi struktur berpikir. Suka traveling (mendaki, air terjun, wisata pedesaan). Suka main gitar, nyanyi. Pernah jadi ketua organisasi. Pengen banget jadi penulis buku, peneliti yang produktif dan aplikatif. Pengen punya bisnis

Satu komentar pada “DASAR PERFIKIR, Pembuktian bahwa “Tuhan itu ada””

Tinggalkan komentar