let it go…

Pagi yang cerah ini, imajiku kembali menyeretku pada keindahan sayup yang sempat singgah menemaniku.

Memotivasiku kala aku kehilangan sedikit cara pandangku terhadap kalbu.

Sempat merasakan kebahagian yang sebelumnya takkurasakan, kebanggaan yang sebelumnya tak kunikmati, semua terasa terbang melayang keangkasa nan jauh dan tinggi

Ucap syukurpun aku lewati, saking senangnya beradu peran bersama yang dinanti yang tiba

Aku bukan aku lagi yang patuh akan norma

Aku seperti kehilangan taji yang sudah lama aku asah, seperti kehilangan jiwa yang lama aku rawat

kedatangannya tentu membawa angin segar, kejutan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya

"Aku ingin kamu sadar, untuk siapkan diri bagi yang terbaik"

rapuh,,,

dan mudah terhanyut...

Semua menjadi genangan-genangan kecil sisa penderitaan

Kuberikan apa yang semestinya tidak aku berikan

Semua seakan sudah menjadi pertanda "cukup sudah"

Tapi ragaku tak mengijinkan

berontak, sekeras-kerasnya...

hingga pelupuk ini tak tahan menjaganya...

Aku ingin sekali lari bersama jutaan bahkan jutaan tak terhingga raga yang bersemayam...

Ingin menentang, ingin murka bahkan sudah...

kembali tersadar "mungkin memang harus seperti ini adanya"

Ucapan Mario Teguh, Gde Prama, Ajahm Brahm, bahkan semua sanak keluarga yang peduli hanya menjadi hempasan yang seketika hilang bersama sayatan...

Aku hanya bisa tertunduk bersama gelar yang sebentar lagi aku sandang

Tak sepantasnya aku seperti ini...

Banyak kisah dan mimpi yang harus aku tangani...

Bersama semua kegetiran...

"mohon bersabar... ini ujian"

kata-kata itu kembali terngiang...


Kadek Adi Wibawa

 

 

 

Mentari di Puncak Panderman

11960031_10204822235288140_8046068920749893690_n

Langkah kakiku bergetar... 
Tak pendat semua nafas merangsek keluar, 
sempat sesak... 

Debumu menghunus hidungku serentak... 
Aku tetap melangkah bersama kesetiaan persahabatan
Bersama mimpi yang tak tergoyahkan...

Pepohonan berbisik bersama angin yang meminta tubuhku untuk merasakan apa yang mereka rasakan... 
Dingin tak berselimutkan... 
Tapi sahabat masih tetap bersamaku... 
Apa yang aku cari? 
Sementara jurang ada disana sini 
Dingin menusuk dada 80 derajat yang melelahkan 
Tak begitu elok... 
Tapi kakiku tetap melangkah Walaupun seringkali terdengar meronta... 

"Puncak sudah dekat" kata sahabat yang paling cepat... 
Jangankan puncak, bisa menggerakkan kaki 3 langkah saja sudah syukur minta ampun 
Tentu saja ada yang membuatku terbangun dan terus beranjak Ketika terang sudah mulai tampak 
Setengah lampu-lampu kota batu sudah mulai tak tampak 

Aku bisa menyadari kalau sudah di puncak 
Yaa.. pukul 05.00 
Menanti apa yang sudah dinanti 
Duduk bersama sahabat dalam rangkulan udara pagi... 
Menyaksikan datangnya perlahan Sang terkasih yang ditunggu 
"Aku mencari mu" 45 menit + 1,5 jam 
Bersama jurang, debu, tanjakan, dan kerasnya batu-batu yang berserakan 
Indahmu yang perlahan 
Membuatku datang kesini 
Kau memang begitu indah... 
Indah sekali... 
Sorotmu menyibak kita semua 
Mengajak untuk bersyukur 
Mengajak untuk mengenal keindahan yang sebenarnya... 
Aku telah melihatmu, 
Aku telah membawa representasimu pulang, 
Aku bisa mengenangmu 
Menceritakanmu bersama dendangan puisi yang terdengar melankoli... 
Sinarmu Penerang dan peneduh hatiku

Kadek Adi Wibawa 
Sabtu-Minggu, 5-6 September 2015 
My Trip My Alaysker

Malam-malam Tak Berawak

Malam telah berjubah bersama gulita. 
Bersembunyi dalam kesewenangannya menguasai kala. 
Tak ada yang berani mengusik karena mereka pernah di sana, mengumbar kenikmatan yang tiada tara.

Sementara itu, sang bulan sedang bekerja membagi cahaya, agar tidak semua dalam gelap yang melara. Sang bulanpun tidak sendiri, ia ditemani ribuan bintang dengan kekuatan yang sangat kecil dan tampak sangat kecil. 
Sang bulan tahu bahwa sang bintang tak punya wewenang untuk berkicau lebih jelas di tengah malam, hanya berani menampakkan kerlap-kerlip protes yang tak terdengar nyata merobek telinga, karena seketika itu juga terpental bersama hembusan angin yang menghempas bersama semilir. Lanjutkan membaca "Malam-malam Tak Berawak"

Belajar dalam Belajar

guruBelajar itu apa?
Bendakah? Makhlukkah? Proseskah?
Apa pentingnya belajar bagiku?
Menjaminkah dengan belajar masa depanku menjadi cerah?
Wahai dewi pengetahuan…
Tuntunlah hamba untuk menemukan jalan ini

Siapa belajar? Aku? Kenapa?
Kenapa aku yang belajar?
Aku siapa sehingga kenapa aku?
Aku susah… tak tahu siapa yang belajar?

Kapanku belajar?
Bagaimana ku belajar?
Aku tak tahu kapan dan juga bagaimana
Aku tak mengerti belajar itu apa…

Dimana aku harus bertanya tentang makna sebuah kata belajar?
Aku belajar tapi tak tahu arti belajar…
Aku sedang belajar tapi tak mengerti apa itu belajar
Aku berhenti belajar tapi tak paham kenapa aku harus berhenti…

Kenapa harus belajar yaa.. Tuhan?
Hanya jalan inikah yang ada?
Bagaimana harusnya ku belajar yaa… Tuhan?
Apakah ku harus bertanya pada diriku sendiri?
Apakah ku harus mencari sendiri?
Hingga kutemukan arti dan cara belajar yang aku senangi

Terima kasih Tuhan
Saat inipun sebenarnya aku sedang belajar

Kadek Adi Wibawa
(Kala kebingungan menilai diri yang belum bisa belajar dengan baik)