Pagi yang cerah ini, imajiku kembali menyeretku pada keindahan sayup yang sempat singgah menemaniku. Memotivasiku kala aku kehilangan sedikit cara pandangku terhadap kalbu. Sempat merasakan kebahagian yang sebelumnya takkurasakan, kebanggaan yang sebelumnya tak kunikmati, semua terasa terbang melayang keangkasa nan jauh dan tinggi Ucap syukurpun aku lewati, saking senangnya beradu peran bersama yang dinanti yang tiba Aku bukan aku lagi yang patuh akan norma Aku seperti kehilangan taji yang sudah lama aku asah, seperti kehilangan jiwa yang lama aku rawat kedatangannya tentu membawa angin segar, kejutan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya "Aku ingin kamu sadar, untuk siapkan diri bagi yang terbaik" rapuh,,, dan mudah terhanyut... Semua menjadi genangan-genangan kecil sisa penderitaan Kuberikan apa yang semestinya tidak aku berikan Semua seakan sudah menjadi pertanda "cukup sudah" Tapi ragaku tak mengijinkan berontak, sekeras-kerasnya... hingga pelupuk ini tak tahan menjaganya... Aku ingin sekali lari bersama jutaan bahkan jutaan tak terhingga raga yang bersemayam... Ingin menentang, ingin murka bahkan sudah... kembali tersadar "mungkin memang harus seperti ini adanya" Ucapan Mario Teguh, Gde Prama, Ajahm Brahm, bahkan semua sanak keluarga yang peduli hanya menjadi hempasan yang seketika hilang bersama sayatan... Aku hanya bisa tertunduk bersama gelar yang sebentar lagi aku sandang Tak sepantasnya aku seperti ini... Banyak kisah dan mimpi yang harus aku tangani... Bersama semua kegetiran... "mohon bersabar... ini ujian" kata-kata itu kembali terngiang... Kadek Adi Wibawa