BIMBINGAN TEKNIS KURIKULUM 2013 YAYASAN WIDYATMIKA

65103146_10213963992986369_5292390222619738112_n

PTK ITU MUDAH, materi yang saya bawakan pada kegiatan tersebut. Peserta dari guru-guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK dari lintas Prodi. Pertemuan yang sangat berkesan, bisa berbagi sekaligus belajar.
Turut hadir Ketua Yayasan, Ketua Komite dan Kepala Sekolah. Kegiatan berlangsung pada hari Jum’at, 21 Juni 2019.

FoMuBer, adalah formula untuk mewujudkan PTK dengan mudah.
FOkus pada masalah
MUlai bekerja setelah solusi ditemukan
BERkolaborasilah dengan sejawat dan/atau ahli.
.
Terima kasih atas kesempatannya.

Link Materi PTK di Widyatmika

MIMPI MENJADI SEORANG PENULIS

11885348_10204685514630209_4749593597769264109_nMimpi saya menjadi seorang penulis lahir ketika dipercaya oleh Guru SMA untuk mewakili sekolah mengikuti perlombaan deklamasi puisi. Saya sempat meragu dan takut akan masa lalu yang menghantui (seperti biasa). Saya pernah punya pengalaman mengikuti lomba sebelumnya sewaktu SD, lomba membaca puisi dan GAGAL. Bukan karena tidak mampu, tapi lebih pada mental yang lemah. Kali ini sedikit berbeda, saya memiliki Guru yang tekun melatih saya, dan bersyukur saya bisa mendapat JUARA HARAPAN 1. Kepercayaan diri meningkat, hingga menembus batas tidak hanya membacakan atau mendeklamasikan puisi karya orang. Tapi, saya sudah mulai percaya diri menulis puisi karya sendiri.

Seiring waktu, Mimpi ini seakan mendapat berkah. Sewaktu kuliah saya memiliki cukup banyak kegiatan baik di internal kampus dan di luar kampus. Dari kisah di organisasi hingga kisah cinta selama menjadi mahasiswa. Kisah pilu kehidupan menjadi seorang anak kernet yang di PHK yang mencoba terus berjuang agar bisa tetap lanjut kuliah. Kegiatan sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat, memancing ambisi saya untuk menuliskan segera. Sebagian besar hanya menjadi angan yang tak kunjung berarti menjadi nyata. Saat itu kebanyakan menguap bersama kehidupan yang berbeda. Tapi, keinginan itu tetap ada. Lanjutkan membaca “MIMPI MENJADI SEORANG PENULIS”

Menjadi Penanya: Dimulai dari Guru

adi

Secara resmi pemerintah Indonesia melalui kurikulum 2013 menyaratkan siswa menjadi seorang penanya (metode sainstifik). Sebelum meminta siswa menjadi penanya yang baik dan berani, tentu guru (pendidik) juga harus berani dan terus belajar untuk menjadi seorang penanya. Salah satu keterampilan yang diasah melalui bertanya adalah kemampuan berpikir kritis. Kita akan dituntut detail dan sadar untuk memperhati atau mengamati sesuatu. Dengan begitu pertanyaan bisa terangkai.

Pengalaman bertanya di seminar internasional tentu menjadi tantangan tersendiri. Pertama, disamping spesifik dan konten yang ditanyakan jelas. Yang kedua adalah faktor bahasa. Bahasa inggris yang digunakan sebisa mungkin dapat dimengerti oleh pembicara dan moderator.

Walaupun struktur kalimatnya masih belum begitu rapi. Syukur pertanyaan yang saya ajukan dapat dimengerti. Saya hanya mau menunjukkan bahwa keingintahuan terhadap konten saja tidak cukup. Perlu adanya keberanian (tidak malu) untuk mendasarinya.

Pengalaman yang mengesankan karena setelah bertanya, mendapat hadiah buku dari penulisnya langsung.
Makassar, 9 Oktober 2017
The 2nd International Conference Statistic, Mathematics, Teaching and Research 2017

aa.jpgad.jpg

Jangan Berkarya kalau Takut Kritik

26903734_10210734518171517_4597272628953558530_nPesan paman “selama kita berkarya, ada wujud dan hasilnya, selama itu kita akan mendapat penilaian dan kritikan. Kalau tidak mau dinilai dan dikritik, ya jangan berkarya”

Karya terakhir saya di tahun 2017 bersama tim produksi adalah film dokumenter Romo Sang Pengabdi dan sekaligus launching film skala nasional. Tujuan utama (visi besar) pembuatan film ini dan diskusi yang dilakukan adalah Semua pihak (PHDI, pemerintah, pejabat, para dermawan (dibaca: orang kaya), dan yg lainnya) di seluruh indonesia memperhatikan dan menjamin kehidupan Pemangku, terutama pemangku yang secara ekonomi kurang. Saya bersama tim sudah melakukan sedikit research mencari informasi bahwa sangat memungkinkan desa melakukan Rsi Yadnya baik berupa sembako atau uang bulanan kepada para Pemangku yang secara ekonomi kurang.Namun sangat disayangkan, tujuan utama ini (tujuan mulia) harus terkikis dan terhenti di tengah jalan karena kritikan yang kami terima. Prosedur yg tidak kami lakukan dengan baik dan keinginan kami mendatangkan salah satu narasumber ternyata menjadi sprotan yang sangat tajam. Beberapa pihak menyalahkan dan menyudutkan itu yang membuat kami sibuk meladeni kritikan itu. Sehingga kami jadi lupa akan tujuan utama yang kami tentukan dari awal.

Dana yang terkumpul sekitar 8.200.000 dari hasil donasi penonton film. Ketika saya di Malang, uang sudah terdonasikan 2.000.000 untuk 6 pemangku yang ada di Malang. Salah satu pemangku sakit. Saat ini, dana masih disimpan dan dikelola oleh Pc KMHDI Malang. Sempat terlontar dari diskusi yang disampaikan oleh PHDI Kota Malang Bapak dr. Putu Moda rencana untuk membuatkan BPJS kepada semua pemangku yang ada di Malang.

Mungkin kalau saya dan tim tidak terlalu sibuk meladeni kritikan yang datang bertubi tubi. Tujuan ini bisa tercapai dan terlaksana. Tulisan tentang VISI BESAR ini sudah saya tulis dan dipublish di Media Hindu.

Lanjutan kata paman “seperti orang berlari, fokus sama tujuan, jangan toleh samping kanan samping kiri”

Hidup adalah belajar. Dan belajar adalah hidup.
Semoga semua menjadi baik adanya.

Salam hangat
Kadek Adi Wibawa dan Tim Produksi Film Dokumenter Romo Sang Pengabdi

Lanjutkan membaca “Jangan Berkarya kalau Takut Kritik”

PERJUANGAN #1 BERANI BERTANYA

images (5)

Hal tersulit dari sebuah perjuangan adalah bertahan dan mempertahankan… Cobaan akan terus menerpa… Tapi ketika itu sudah terlewati dan mampu kita pahami, maka banyak orang yang akan bisa tersenyum bahagia… Bukan hanya kita…

Saya banyak belajar dari cara memulai berjuang dan mempertahankan perjuangan yang sudah dimulai. sebenenarnya sih sederhana saja, ketika ada keinginan maka disitu akan ada perjuangan. Tentu dengan level perjuangan yang berbeda, yang disesuaikan dengan pengalaman setiap individunya dan seberapa kompleks keinginan yang diinginkan.

Tipe orang seperti saya, yang cenderung peragu, penakut dan pemalu, sedikit lebih sulit untuk mengawali perjuangan apalagi mempertahankannya. Tapi untungnya saya selalu dihadapkan pada tantangan-tantangan yang mengharuskan saya untuk berjuang. Salah satunya, ketika saya ingin aktif di kelas, saya ingin sekali berani bertanya, berani menjawab pertanyaan ketika saya presentasi. Tangan saya seperti memegang batu seberat tugu monas ketika saya ingin mengajukan pertanyaan. Alhasil pertanyaan yang sudah saya persiapkan batal untuk diajukan. Penyesalanlah yang saya dapatkan. Lanjutkan membaca “PERJUANGAN #1 BERANI BERTANYA”

OLIMPIADE MATEMATIKA VEKTOR NASIONAL 2016, “HEBAT”

banner

Minggu kemarin tanggal 9 Oktober 2016 saya mengawali pagi (libur) dengan mendampingi anak-anak untuk mengikuti kompetisi matematika di Universitas Negeri Malang (Olimpiade Matematika Vektor Nasional). Saya mengikuti acara pembukaan, bertemu anak-anak, dan memberikan semangat/motivasi agar tetap fokus dan bisa mengerjakan soal dengan baik. Anak-anak memasuki ruangan yang telah ditentukan. Ketika itu, saya diwawancara oleh panitia terkait dengan persiapan dan komentar mengenai kompetisi yang dilakukan.

Kurang lebih pertanyaannya seperti ini:

“Bagaimana persiapannya untuk mengikuti Olimpiade Vektor?”

Saya sampaikan bahwa kami sudah mempersiapakn sejak 2 bulan lalu dengan bimbingan secara intensive. Berlatih soal-soal problem solving.

“1 kata untuk Olimpiade Vektor?”

HEBAT.

Kenapa hebat? (ini pertanyaan dari saya sendiri untuk saya sendiri, hehee) Lanjutkan membaca “OLIMPIADE MATEMATIKA VEKTOR NASIONAL 2016, “HEBAT””

Antara Guru, Orang tua, dan Guru les (Based on true story)

gambar-guru-mengajar2

Ketika anak2 (siswa) ditanya, siapa yang paling dipercaya antara guru (di sekolah), orang tua, dan guru les dalam hal pelajaran?
Jawabanny mudah ditebak.. “guru di sekolah lah” kenapa? Mudah juga ditebak, krn yg memberikan nilai dan decision makingnya adalah guru (memberikan pujian, memberikan nilai, memberikan hukuman baik verbal/fisik ketika salah). Jadi tidak heran kalau siswa sangat berpetokan pada jawaban guru, bahkan cara guru mengerjakan, sampai titik komanya harus sama persis.
Orang tua seringkali dibuat geleng2 dibuatnya, terlebih lagi guru les… krn kdng ada cara guru yg keliru.
.
Pengalaman saya begini sbg guru les…
Sya sdng mengajar materi KPK dan FPB… ada satu soal yg menarik… “tentukan FPB dari 15 dan 32” sprti biasa saya minta siswa yg terlebih dahulu mengerjakan. Dan dengan cepat mereka mengerjakan dan memberi jawaban. “0”
Ekspresi saya sdkit kaget dan tak sabar ingin bertanya, dengan senyum yg tampak sya bertanya “darimana dapetny, kok bisa 0?” Dengan yakin dan semangatnya ia bercerita. “… sya gunakan pohon faktor. Setelah itu sy cari yg sama, ternyata tidak ada. Karena tidak yg sama, kta bu guru, jawabannya 0”
Sya menyimak dan menyahut “ohhh… begitu… kamu yakin dengan jawabanmu?” “Yakin” “klo bpk blng itu keliru gmn?” “Tp kan bu guru blng cara jawabny sprti itu”
.
Saya tarik nafas dalam dalam…
Bukan krn sya menyerah, tp berpikir gmn yaa caranya meyakinkan dy, klo jawabanny itu keliru?
.
Pelan tapi pasti… sya menjelaskan konsep dasar apa itu FPB, apa itu F, apa itu P, dan apa itu B.. beserta contoh2nya… smpai dy memahami bhw jawabanny bukan 0 tp 1. Untuk bs sampai kesimpulan itu, debatnya lama skali. Intiny dia bertanya “kenapa sya harus percaya kalau hasilnya 1 bukan 0?”
Sehebat dan sekuat apapun sya jelaskan, sya tau dia gk percaya sma sya 100%, bayang bayang gurunya masih ada.
.
Karena itu, sya tantang dia untuk berani menyodorkan jawaban yg baru kepada gurunya, berani bertanya, berargumen… dan tentu ini butuh simulasi tingkat dewa sebelumnya.
.
The final…
Yeaaa…. greet moment terjadi.
Argumennya dia diterima, dan guru akhirnya mengakui kekeliruannya.
.
Ada kasus lain yg sya temukan juga, dmn siswa percaya sma jawaban guru yg berpatokan pada buku dibanding dengan jawaban orang tuanya yg berpatokan pada realita (seperti yg sya posting pada web syaadimath17.wordpress.com)
.
Langkah bijaknya menurut sya bukan mengambil langkah potong kompas “gurumu tu yg salah” “cara bapak yg bener, gurumu salah, gak gitu caranya” “kamu harus percaya sma sya guru lesmu, gurumu disekolah salah”. Tapi bagaimana caranya meyakinkan anak/adik/murid les untuk belajar memahami dan berani berargumen.
Terlebih lagi matematika… dasar matematika adalah make sense…. itu yg semestinya dipegang.
.
Kadek Adi Wibawa, M.Pd.
Lanjutkan membaca “Antara Guru, Orang tua, dan Guru les (Based on true story)”

Kekuatan Memberi Penghargaan “Kisah Inspiratif”

hari-guru-di-eropa-THTUSCwT7l

Sumber: http://news.okezone.com/read/2014/11/25/65/1070614/hari-guru-di-eropa

Pamela Dunham dari New Fairfield Connecticut, mempunyai suatu tanggung jawab diantara tanggung jawabnya yang lain yaitu yaitu melakukan supervisi terhadap seorang pembersih kantor yang mengerjakan tugasnya dengan sangat buruk. Para pegawai lainnya akan mencemoohnya dan membuang sampah di lorong untuk menunjukkan kepadanya betapa buruknya hasil pekerjaannya. Sungguh buruk, waktu produktif menjadi hilang di toko itu.

Tanpa hasil, Pam berusaha dengan berbagai cara untuk memotivasi orang ini. Dia memperhatikan bahwa sekali-sekali orang itu melakukan pekerjaan dengan baik sekali. Pam memutuskan untuk memujinya atas pekerjaan ini di depan orang lain. Setiap hari pekerjaan yang dia lakukan semuanya menjadi lebih baik, dan dalam waktu cukup singkat dia mulai mengerjakan semua tugasnya secara efisien. Sekarang dia mengerjakan tugasnya dengan sangat baik dan orang lain memberinya penghargaan dan pengakuan. Penghargaan yang jujur membawa hasil sementara kritik dan cemooh gagal mendapatkannya.

Menyakiti orang lain bukan hanya tidak akan mengubah orang itu, hal itu tidak pernah diperlukan.

Lanjutkan membaca “Kekuatan Memberi Penghargaan “Kisah Inspiratif””

PTK tidak berhasil, bolehkah?

page

Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan melakukan PTK untuk kedua kalinya. Artinya saya memiliki waktu untuk belajar lebih banyak lagi tentang PTK. Saya memilih untuk ber-PTK lagi karena saya merasa tertantang untuk melakukkannya setelah membaca beberapa jurnal internasional mengenai Penelitian Tindakan, dimana lebih banyak mendeskripsikan apa yang dilakukan guru di kelas (dengan detail) yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan baik hasil belajar maupun proses berpikirnya. Sebelumnya (pada PTK ketika S1) saya merasakan lebih banyak menuliskan proses analisis data daripada proses nyata yang terjadi di lapangan. Sehingga tidak tergambarkan secara menyeluruh apa yang dilakukan guru (peneliti) di kelas.

Kesempatan yang berharga ini saya dapatkan atas saran dari Bapak Subanji yang meminta seluruh mahasiswa S2 semester 1 untuk membuat artikel. Sepertinya dari kurang lebih 80 mahasiswa hanya saya yang memilih untuk membuat artikel penelitian, selebihnya artikel kajian. Tentu banyak persiapan baik tenaga, waktu dan dana yang saya keluarkan, tapi ini sangat sesuai dengan apa yang saya dapatkan baik ilmu maupun pengalaman (the second change). Pengalaman ber-PTK menurut saya pengalaman yang mangasyikan, karena kita (peneliti) yang meramu, melakukan tindakan, mengevaluasi, merefleksi, dan menuliskan semua dalam bentuk laporan. Idealisme, Egoisme yang saya miliki tertuang disini, tentu semua harus ada dasar dan sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Lanjutkan membaca “PTK tidak berhasil, bolehkah?”

Manifestasi Adi

catsKadek Adi Wibawa, konon katanya nama ini diberikan oleh paman saya, seorang Guru Agama sekaligus Pemangku (ketika memberikan nama, belum menjadi pemangku). Arti dari nama ini sangat simple, Kadek merupakan penanda bahwa saya anak kedua, Adi itu yang utama, dan wibawa itu artinya berwibawa, yaaa sejenis berkharisma, budi pekerti yang baik yang disukai semua orang.

Setelah dewasa saya melihat banyak sekali yang memiliki nama Adi, Kadek Adi, dan bahkan Kadek Adi Wibawa. Saya berpikir apa yang membedakan Adi saya, dengan Adi Adi yang lain. Akhirnya saya membuat julaukan sendiri:

Lanjutkan membaca “Manifestasi Adi”